4.1. Pengetahuan berbasis agen
1. Knowledge Base (KB) menyatakan apa yang “diketahui”
oleh si agent.
2. Pendekatan deklaratif membangun agent: “beritahu”
informasi yang relevan, simpan dalam KB à (TELL).
3. Agen dapat ditanya (atau bertanya diri
sendiri) apa yang sebaiknya dilakukan berdasarkan KB à
(ASK).
Maka sebuah agen
berbasis pengetahuan harus bisa :
-
Mereprentasikan world, state, action, dst.
-
Menerima informasi baru (dan meng-update representasinya).
-
Menyimpulkan pengetahuan lain yang tidak eksplisit (hidden property).
-
Menyimpulkan action apa yang perlu diambil.
o
Knowledge Base
(KB)
merupakan :
§ Himpunan representasi fakta
yang diketahui tentang lingkungannya.
§ Tiap
fakta disebut sebagai sentence.
§ Fakta tersebut dinyatakan dalam bahasa formal sehingga
bisa diolah.
§ TELL:
menambahkan sentence baru ke KB.
o
Inference
Engine merupakan :
§ Menentukan fakta baru yang
dapat diturunkan dari pengetahuan yang sudah ada dalam KB.
§ Menjawab pertanyaan (ASK)
berdasarkan KB yang sudah ada.
Agen Berbasis Pengetahuan dalam
representasi, agent dapat dipandang dari knowledge level. Apa saja informasi
yang diketahui?
-
Misal sebuah robot “mengetahui”
bahwa gedung B di antara gedung A dan gedung C.
-
Agent dapat dipandang dari
implementation level Bagaimana representasi informasi yang diketahuinya?
1.
Logical sentence di_antara(gdB, gdA,
gdC).
2.
Natural language “Gedung B ada di antara
gedung A dan gedung C”.
Agen Berbasis Pengetahuan, pilihan
representasi berpengaruh terhadap apa yang bisa dilakukan inference engine.
Pada pendekatan deklaratif programmer memberitahu agent informasi tentang
environment. Kalau informasi kurang, agen bisa melengkapinya sendiri. Jika
dibandingkan dengan pendekatan prosedural programmer secara eksplisit memrogram
agen untuk bertindak. Sehingga bagaimana jika program tidak benar, maka akan
besar kemungkinan menyebabkan kesalahan.
Agen Berbasis Pengetahuan,
permasalahannya adalah bagaimana representasi yang tepat, sehingga ada dua hal
yang harus diperhatikan expressive bisa menyatakan fakta tentang environment,
Tractable bisa mengolah/ memproses inference engine (dengan cepat). Knowledge
merupakan power atau kekuatan dari pemrograman secara deklaratif. Representasi
dan penalaran membentuk suatu Intelligence.
2. WUMPUS WORLD
Aturan main Wumpus :
2. WUMPUS WORLD
Aturan main Wumpus :
- Performance measure: emas +1000, mati -1000, gerak -1, panah -10
- Environment: Matriks 4x4 kamar. Initial state [1,1]. Ada gold, wumpus dan pit yang lokasinya dipilih secara acak.
- Percept:
Breeze: kamar di samping lubang jebakan ada hembusan angin
Glitter: kamar di mana ada emas ada kilauan/sinar
Smell: kamar di samping Wumpus berbau busuk - Action: maju, belok kiri 90◦ , kanan 90◦ , tembak panah (hanya 1!), ambil benda
Sifat Wumpus :
- (Fully) observable? Tidak, hanya bisa persepsi local
- Deterministic? Ya, hasil tindakan jelas & pasti
- Episodic? Tidak, tergantung action sequence
- Static? Ya, gold, wumpus, pit tidak bergerak
- Discrete? Ya
- Single agent? Tidak
4.2. Logika
q Logika
sebagai Bahasa Representasi Pengetahuan memiliki pengertian:
o
Logika
sebagai bahasa formal untuk
merepresentasikan fakta sedemikian sehingga kesimpulan (fakta baru, jawaban)
dapat ditarik.
o
Ada banyak metode inference yang
diketahui.
o
Sehingga kita bisa membangun agent Wumpus World dengan logika : memanfaatkan
perkembangan logika dari ahli matematika.
q Entailment dapat diartikan sebagai suatu fakta bisa disimpulkan dari (kumpulan) fakta lain.
o
KB |= α berarti KB melakukan entailment sentence
α jika dan hanya jika α true
dalam “dunia” di mana KB true.
Contoh
:
- KB mengandung dua sentence, yakni “ Anto Genius” dan “Ani Cantik”.
- KB |= α1: “Anto Genius dan Ani Cantik” (artinya: hasil entailment bisa berupa kalimat gabungan dari dua kalimat)
- KB |≠ α2 : “Anto Tampan”
x
+ y = 4 =| 4= x+y
q Inferensi atau reasoning merupakan pembentukan fakta (sentence) baru yang meng-entail
fakta-fakta lama.
q Reasoning bukan dilakukan pada
fakta di dunia (berdasarkan semantik), melainkan representasi fakta dalam bahasa representasi pengetahuan
si agent (secara sintaks).
q Otak manusia melakukan proses reasoning dalam
suatu bentuk sintak dapat diilustrasikan sebagaimana gambar berikut :
o
Model
merupakan suatu “dunia” di mana kebenaran suatu sentence bisa
diuji.
4.3. Logika Proposi / logika sederhana :
1. Sintaks
Merupakan logika yang paling sederhana.
Sebuah sentence dinyatakan sebagai simbol proposional P1,
P2, dst.
Sintaks
dari logika proposisi
Jika S adalah
kalimat, ⌐S adalah kalimat (negasi)
Jika S1 dan S2 adalah
kalimat, S1 Ʌ S2
adalah kalimat (conjunction)
Jika S1 dan S2 adalah
kalimat, S1 V S2 adalah kalimat (disjunction)
Jika Jika S1 dan S2 adalah
kalimat, S1 → S2
adalah kalimat (implication)
Jika S1 dan S2 adalah
kalimat, S1 ↔ S2
adalah kalimat (biconditional)
2.
Semantik
Semantik dari logika proposisi
Sebuah model memberi nilai true/ false terhadap setiap proposisi, misal P1,2=
true, P2,2 = true, P3.1
=
false.
Sebuah proses rekursif bisa
mengevaluasi kalimat sembarang:
⌐P1,2 Ʌ (P2,2 V P3,1) = true Ʌ (false V true)
= true Ʌ true = true
3.
Inferensi
Inferensi adalah proses penalaran yang kesimpulannya
dijamin benar dalam dunia/realitas di mana basis pengetahuan yang digunakan
benar.
Jika KB benar di dunia nyata, maka setiap kalimat a yang
diturunkan
dari KB dengan metode inferensi yang sound juga benar di dunia nyata.
dari KB dengan metode inferensi yang sound juga benar di dunia nyata.
Jadi proses
inferensi berkorespondensi langsung dengan hubungan yang terjadi di dunia
nyata.
4.
Ekuivalen
Adalah bila hanya bila ruas kiri
dan ruas kanan memiliki nilai kebenaran yang sama untuk semua kombinasi nilai
kebenaran dari masing-masing kalimat penyusunnya (kalimat pada ruas kiri dan
kalimat pada ruas kanan )
5.
Validitas
Validitas dan Inkonsistensi
Pada pembahasan kaliini kita ingin mengetahui kapan
suatu formula dikatakan valid pada logikaproposional? Pada penjelasan diatas
kita telah dibiasakan dengan formula logikayang berasal dari transformasi
kalimat deklaratif. Komposisi atau Kombinasibeberapa kalimat deklaratif yang
valid akan menghasilkan formula yang validjuga.
Suatu formuladikatakan Valid jika dan hanya jika formula
tersebut Tautologi. Dan formuladisebut Invalid jika dan hanya jika tidak valid.
Suatu formula disebut Inkonsistenjika dan hanya jika
formula tersebut kontradiksi. Dan formula disebut Konsistenjika dan hanya jika
tidak Inkonsisten.
Pernyataan berikut iniadalah implikasi dari
definisi diatas:
Formula adalah Valid jika dan hanya jika Negasinya
InkonsistenFormula adalah Inkonsisten jika dan hanya jika Negasinya
ValidFormula adalah Invalid jika dan hanya jika ada interpretasi yang
menyebabkannya salah.Formula adalah Konsisten jika dan hanya jika ada
interpretasi yang menyebabkannya benarJika formula adalah Valid, maka formula
tersebut Konsisten tetapi tidak sebaliknyaJika formula adalah Inkonsisten, maka
formula tersebut Invalid, tetapi tidak untuk sebaliknya.
Contoh:
Dengan menggunakan tabel
kebenarn, kitadapat menyimpulkan bahwa:
1. Formula adalah
inkonsisten, yang juga invalid
2. Formula adalah valid,
yang juga konsisten
3. Formula adalah invalid,
yang juga konsisten
6.
Satisfiabilitas
Sebuah proposisi
majemuk dikatakan satisfiable jika ada minimal satu nilai tabel kebenarannya
yang bernilai TRUE (benar), Jika proposisi majemuk tersebut tidak memiliki
nilai TRUE (benar) sama sekali dalam tabel kebenarannya, maka proposisi majemuk
tersebut disebut tidak satisfiable.
4.4. Pola penalaran (reasoning pattern) pada logika
proposisi
1.
resolusi
Resolusi merupakan suatu
teknik pembuktian yang lebih efisien, sebab fakta-fakta yang akan dioperasikan
terlebih dahulu dibawa ke bentuk standar yang sering disebut dengan nama
klausa. Pembuktian suatu pernyataan menggunakan resolusi ini dilakukan dengan
cara menegasikan pernyataan tersebut, kemudian dicari kontradiksinya dari
pernyataan-pernyataan yang sudah ada.
Resolusi adalah suatu aturan untuk melakukan inferensi yang dapat berjalan secara efisien dalam suatu bentuk khusus conjunctive normal form (CNF). Pada logika proposisi, prosedur untuk membuktikan proposisi P dengan beberapa aksioma F yang telah diketahui, dengan menggunakan resolusi.
Algoritma resolusi :
(1) Konversikan semua
proposisi F ke bentuk CNF.Resolusi adalah suatu aturan untuk melakukan inferensi yang dapat berjalan secara efisien dalam suatu bentuk khusus conjunctive normal form (CNF). Pada logika proposisi, prosedur untuk membuktikan proposisi P dengan beberapa aksioma F yang telah diketahui, dengan menggunakan resolusi.
Algoritma resolusi :
(2) Negasikan P, dan konversikan hasil negasi tersebut ke bentuk klausa. Tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada pada langkah 1.
(3) Kerjakan hingga terjadi kontradiksi atau proses tidak mengalami kemajuan
2.
backward
backward chaining
atau Backward Reasoning merupakan salah satu dari metode inferensia
yang dilakukan untuk di bidang kecerdasan buatan. Backward chaining
dimulai dangan pendekatan tujuan atau goal oriented atau hipotesa. Pada
backward chaining kita akan bekerja dari konsekuen ke antesendent untuk melihat
apakah terdapat data yang mendukung konsekuen tersebut. Pada metode inferensi
dengan backward chaining akan mencari aturan atau rule yang memiliki
konsekuen (Then klausa ..) yang mengarah kepada tujuan yang
diskenariokan/diinginkan.
3.
forward chaining
metode forward chaining
adalah pelacakan ke depan yang memulai dari sekumpulan fakta-fakta dengan
mencari kaidah yang cocok dengan dugaan/hipotesa yang ada menuju kesimpulan.
Pengertian metode forward
dan backward chaining di atas, bisa juga dijelaskan seperti di bawah ini (ebook
kecerdasaan tiruan, yang bisa Anda download di bawah artikel ini).
Metode forward
Chaining
Kadang disebut:data-driven karena
inference engine menggunakan informasi yang ditentukan oleh user untuk
memindahkan ke seluruh jaringan dari logika ‘AND’ dan ‘OR’ sampai sebuah
terminal ditentukan sebagai objek. Bila inference engine tidak
dapat menentukan objek maka akan meminta informasi lain. Aturan (Rule) di mana
menentukan objek, membentuk path (lintasan) yang mengarah ke
objek. Oleh karena itu, hanya satu cara untuk mencapai satu objek adalah
memenuhi semua aturan.
4.5. Inferensi proposi yang efektif :
1.
algoritma backtracking
Algoritma backtracking merupakan salah satu metode
pemecahan masalah yang termasuk dalam strategi yang berbasis pencarian pada
ruang status. Algoritma backtracking bekerja secara rekursif dan melakukan
pencarian solusi persoalan secara sistematis
pada semua kemungkinan solusi yang ada. Oleh karena algoritma ini berbasis pada
algoritma Depth-First Search (DFS), maka pencarian solusi dilakukan dengan
menelusuri struktur berbentuk pohon berakar secara preorder. Algoritma backtracking merupakan bentuk
tipikal dari algoritma rekursif.Saat ini
algoritma backtracking banyak diterapkan untuk program games (seperti permainan
tic-tac-toe, menemukan jalan keluar dalam sebuah labirin, catur, dll) dan
masalah-masalah pada bidang kecerdasan
buatan (artificial intelligence).
4.6. Agen berbasis logika proposisi
Agen logika merupakan agen yang memiliki
kemampuan bernalar secara logika. Ketika beberapa solusi tidak secara eksplisit
diketahui, maka diperlukan suatu agen berbasis logika. Logika sebagai Bahasa
Representasi Pengetahuan memiliki kemampuan untuk merepresentasikan fakta sedemikian
sehingga dapat menarik kesimpulan (fakta baru, jawaban). Sedangkan pengetahuan
merupakan komponen yang penting, sehingga terdapat perbedaan jika diterapkan
pada dua agent, yakni problem solving agent dan knowledge-based agent.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar