Kamis, 09 November 2017

Pembelajaran/ Learning




PEMBELAJARAN/ LEARNING

8.1. Pembelajaran dari Pengamatan


Observational learning adalah belajar dengan mengamati. Dimana dalam mengamati model tertentu terjadi proses kognitif dalam orang ini kemudian akan membentuk perubahan perilaku dan kepribadian orang tersebut.
Perilaku peniruan manusia terjadi karena manusia merasa telah memperoleh tambahan ketika kita meniru orang lain. Sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui peniruan maupun penyajian. Macam-macam peniruan diantaranya: peniruan langsung, peniruan tidak langsung, peniruan gabungan, peniruan sesaat/seketika dan peniruan berkelanjutan.
Proses berlangsungnya observation learning terjadi dalam dua tahap yaitu proses akuisisi dan proses performance. Dalam belajar observasional terdapat suatu konsep penting yaitu pengaturan diri sendiri (self regulation). Bandura berhipotesis bahwa manusia mengamati perilakunya sendiri, mempertimbangkan perilaku itu terhadap kriteria yang disusunnya sendiri, kemudian memberi reinforcement atau hukuman pada dirinya sendiri. Teori belajar yang melandasi pembelajaran observasional adalah teori belajar sosial dari Albert Bandura yang mengatakan bahwa faktor kognitif, perilaku dan lingkungan memainkan peranan penting dalam pembelajaran.
Kelebihan Pembelajaran Observasional
a.         Dapat membantu orang memperoleh tanggapan baru
b.        Memunculkan adanya variasi dalam belajar
c.         Merangsang kreativitas pengamat
Kekurangan Pembelajaran Observasional
a.       Memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
b.        Pengamat juga akan meniru tingkah laku yang tidak diinginkan

8.1.1. Bentuk Pembelajaran
            Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
 - materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb. (Ibu kota Negara RI adalah Jakart; Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945).
 - materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan lengan-lengannya).
 - Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu tugas.
- Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, dsb.Untuk membantu memudahkan memahami keempat jenis materi pembelajaran aspek kognitif tersebut. Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran.
Berikut ini metode metode pengajaran dalam proses belajar:
1. Metode Konvensional/ metode ceramah
Metode pengajaran dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi secara lisan kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan ekonomis, tidak membutuhkan banyak alat bantu. Metode ini mampu digunakan untuk mengatasi kelangkaan literatur atau sumber rujukan informasi karena daya beli siswa yang diluar jangkauan. Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan.
A. Kekurangan metode ceramah yaitu:
  • Siswa menjadi pasif.
  • Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk.
  • Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan.
  • Siswa dengan gaya belajar visual akan bosan dan tidak dapat menerima informasia tau pengetahuan, pada anak dengan gaya belajar auditori hal ini mungkin cukup menarik.
  • Evaluasi proses belajar sulit dikontrol, karena tidak ada poin pencapaian yang jelas.
  • Proses pengajaran menjadi verbalisme atau berfokus pada pengertian kata- kata saja.
B. Kelebihan dari metode ini juga ada, antara lain:
  • Mendorong siswa untuk menjadi lebih fokus.
  • Guru dapat mengendalikan kelas secara penuh.
  • Guru dapat menyampaikan pelajaran yang luas.
  • Dapat diikuti oleh jumlah anak didik yang banyak.
  • Mudah dilaksanakan.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan belajar pemecahan masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok atau diskusi kelompok.
A. Kelebihan metode diskusi kelompok ini, sebagai berikut:
  • Memberikan pemahaman pada anak didik bahwa setiap permasalahan pasti ada penyelesaiannya.
  • Siswa mampu berfikir kritis.
  • Mendorong siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya.
  • Mengambil satu atau lebih alternatif pemecahan masalah.
  • Mendorong siswa memberikan masukan untuk pemecahan masalah.
  • Siswa menjadi paham tentang toleransi pendapat dan juga mendengarkan orang lain.
B. Kekurangan dari metode diskusi ini yaitu sebagai berikut:
  • Cocok digunakan untuk kelompok kecil.
  • Tema diskusi terbatas.
  • Dikuasai oleh orang orang yang suka berbicara.
  • Dibutuhkan penyampaian secara formal dalam berpendapat.
3. Metode Demostrasi
Metode demonstrasi digunakan pada pengajaran dengan proses yaitu menggunakan benda atau bahan ajar pada saat pengajaran. Bahan ajar akan memberikan pandangan secara nyata terhadap apa yang akan dipelajari, bisa juga melalui bentuk praktikum. Metode demonstrasi ini memiliki manfaat antara lain siswa jadi lebih tertarik dengan apa yang diajarkan, siswa lebih fokus dan terarah pada materi, pengalaman terhadap pengajaran lebih diingat dengan baik oleh siswa.
A. Kelebihan metode demonstrasi ini, antara lain:
  • Siswa bisa memahami secara lebih jelas tentang suatu proses atau cara kerja.
  • Penjelasan menjadi lebih mudah dimengerti.
  • Meminimalisir kesalahan dalam menyampaikan materi lisan, karena bukti konkret bisa dilihat.
B. Kekurangan dari metode demonstrasi ini, yaitu:
  • Apabila benda yang didemonstrasikan terlalu kecil, siswa kesulitan dalam mengamati.
  • Jumlah siswa yang terlalu banyak dapat menghalangi pandangan siswa secara merata.
  • Tidak semua materi bisa didemonstrasikan.
  • Memerlukan guru yang benar- benar paham, agar bisa mendemonstrasikan dengan baik
4. Debat
Debat merupakan metode pembelajaran dengan mengadu argumentadi antara dua pihak atau lebih baik perorangan maupun kelompok. Argumentasi yang dilakukan membahas tentang penyelesaian suatu permasalahan dan memberi keputusan terhadap masalah. Debat pada umumnya dilakukan secara formal dengan bahasa bahasa formal dan cara cara tertentu yang sopan. Terdapat aturan aturan dalam debat informasikan yang disajikan harus memuat data yang relevan dan berisi.
A. Kelebihan metode pembelajaran ini, yaitu:
  • Melatih kemampuan berpendapat dan mempertahankan pendapat siswa.
  • Melatih kerja kelompok.
  • Menuntut siswa untuk mencari informasi yang kuat untuk argumentasinya.
  • Melatih rasa percaya diri dalam berpendapat.
B. Kekurangan dalam metode pembelajaran ini, adalah:
  • Seringkali justru berebut dalam memberikan pendapat,
  • Pendapat tidak memiliki intisari yang informatif dan hanya berisi sanggahan,
  • Adu argumen tidak menemukan titik penyelesaian,
  • Siswa yang tidak pandai berargumen akan cenderung pasif dan hanya orang orang tertentu saja yang aktif berbicara.
5. Mind Mapping
Mind mapping adalah metode belajar dengan menerapkan cara berfikir runtun terhadap suatu permasalahan bagaimana bisa terjadi sampai pada penyelesaiannya. Pengajaran melalui mind mapping disajikan dalam bentuk skema yang memiliki hubungan sebab akibat dan saling berpengaruh. Metode belajar dengan mind mapping ini mampu meningkatkan analisis dan berfikir kritis siswa sehingga memahami sesuatu secara keseluruhan dari awal sampai akhir.
A. Kelebihan mind mapping, antara lain:
  • Cara ini lebih efektif dan efisien.
  • Ide ide baru bisa muncul dengan menggambar diagram diagram.
  • Digram yang terbentuk bisa menjadi alur berfikir yang efektif dan bermanfaat untuk hal lain.
B. Kekurangan dari model mind mapping, adalah:
  • Hanya siswa yang aktif yang mampu terlibat.
  • Memerlukan dasar dengan banyak membaca sebelum membuat mapping.
  • Beberapa detail informasi tidak masuk dalam mapping.
  • Orang lain mungkin tidak dapat memahami mind mapping yang dibuat oleh orang lain karena hanya berupa poin inti saja yang dituliskan.
  • Beberapa orang kesulitan merangkai panah atau alur mind mapping dengan rapi, dan seringkali mind mapping terkesan berantakan dan tidak dapat dipahami.
8.1.2. Pembelajaran Induktif
          Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.
Model pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswaberpikir.

Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui model pembelajaran induktif. Model pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban. Mereka harus bebas dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar. Model ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir dapatdiajarkan
2. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.Artinya, dalam     seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam seting tersebut, mana siswa belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu sistem konsep,yaitu:
a. Saling menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat   kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungantersebut
b. Menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka membangun hipotesis,dan
c. Memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru, dalam hal ini, dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi berdasarkan informasi tersebut
3. Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapantersebut.
8.1.3. Pohon Keputusan Pembelajaran
Pembejalaran pohon keputusan adalah suatu metode untuk memperkirakan fungsi target bernilai diskrit, yang mana fungsi pembelajaran direpresentasikan oleh sebuah pohon keputusan. Secara umum, pohon keputusan merepresentasikan sebuah disjungsi dari beberapa konjungsi dari beberapa batasan pada nilai atribut dan instansi.


(Outlook = Sunny ^ Humidity = Normal)

v (Outlook = Overcast)
v (Outlook = Rain ^ Wind = Weak)
Permasalahan yang sesuai untuk pembelajaran pohon keputusan
Secara umum pembelajaran pohon keputusan cocok untuk permasalahan dengan karakteristik sebagai berikut,
  • Instansi (permasalahan) direpresentasikan dengan pasangan atribut-nilai. Instansi ini dijelaskan dengan sejumlah atribut yang tetap, misalnya atribut Temperatur dengan nilai Panas, Sedang, Dingin.
  • Fungsi target memiliki nilai keluaran diskrit. Setiap sampel memiliki klasifikasi binari atau lebih, misalnya Ya atau Tidak; namun metode ini bisa dikembangkan dengan nilai keluaran yang lebih dari dua.
  • Deskripsi disjungtif (pemisah) mungkin diperlukan.
  • Data latihan bisa mengandung kesalahan. Metode pembelajaran pohon keputusan bisa memiliki kesalahan, baik kesalahan dari klasifikasi pada sampel pembelajaran dan kesalahan dalam nilai atribut dari sampel.
  • Data latihan bisa tidak memiliki nilai atribut.
Permasalahan klasifikasi yaitu pekerjaan mengklasifikasi sampel menjadi salah satu dari sekumpulan kemungkinan kategori diskrit.
Algoritma Dasar Pembelajaran Pohon Keputusan
Kebanyakan algoritma untuk pembelajaran pohon keputusan adalah variasi dari algoritma intinya yang menggunakan pencarian rakus (greedy) dari atas ke bawah terhadap ruang kemungkinan pohon keputusan. Salah satu algoritmanya yaitu ID3.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu,
  • Tentukan atribut terbaik untuk root dari tree. Setiap instan dari atribut dievaluasi menggunakan sebuah tes statistik untuk menentukan seberapa bagus atribut tersebut mengklasifikasi sampel latihan.
  • Turunan dari node root dibuat untuk setiap kemungkinan nilai dari atribut
  • Sampel latihan kemudian diurutkan berdasarkan node turunan.
  • Seluruh proses kemudian diulang menggunakan sampel latihan yang berhubungan dengan setiap node turunan untuk menentukan atribut terbaik untuk dites di pohon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar